Pendidikan
Oleh:
Heri Setiawan
822276082
herysetiawan636@gmail.com
ABSTRAK
Dalam mata pelajaranmatematika pada kompetensi membuat jaring-jaring bangun ruang masih banyak
siswa yang mengalami kesulitan sehingga hasil belajar yang dicapai masih
relatif rendah. Dalam pembelajaran guru belum menggunakan metode demonstrasi
dan media gambar yang tepat. Dalam permasalahan ini sehingga penulis mengadakan
perbaikan pembelajaran dengan Tujuan penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika pada materi
membuat jaring-jaring bangun ruang.Penelitian dilaksanakan di SDN Pagiyanten 03
kecamatan Adiwerna kabupaten Tegal dengan subyek penelitian siswa kelas V tahun
pelajaran 2014/2015 sejumlah 28 siswa. Penelitian dilakukan dalam dua siklus
dan setiap siklus dilaksanakan dalam satu pertemuan (2 x 35 menit). Sebelum
diadakan perbaikan pembelajaran hanya 43% siswa yang mencapai ketuntasan
belajar. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran pada siklus I ketuntasan
belajar mencapai 75% kemudian pada siklus II meningkat mencapai 93%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil simpulan bahwa pada mata pelajaran
matematika pada kompetensi membuat jaring-jaring bangun ruang melalui metode
demonstrasi dan media gambar siswa kelas V SDN Pagiyanten 03 kecamatan Adiwerna
kabupaten Tegal tahun pelajaran 2014/2015 menunjukkan peningkatan hasil belajar
siswa yang cukup signifikan.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Demonstrasi, Media Gambar.
I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Tugas utama seorang guru adalah mendidik, mengajar, dan
melatih siswanya agar menjadi pandai dan mampu berdiri sendiri. Agar mampu
melaksanakan tugas dengan baik guru harus menguasai berbagai kemampuan. Salah
satu kemampuan yang harus dikuasai adalah mengembangkan diri secara
profesional. Guru tidak hanya menguasai materi ajar dengan tepat tetapi harus
bisa memilih strategi pembelajaran, metode dan media yang tepat. Metode adalah
cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai hasil tujuan. Mulai
baik metode itu, maka efektif pula pencapaian tujuannya (Winarno Surakhmadi
1979.275).
Matematika adalah salah satu pelajaran yang kurang
diminati siswa sehingga hasil belajar masih relatif rendah dan kurang mengalami
peningkatan yang berarti. Untuk mewujudkan pembelajaran matematika yang lebih
bermakna dengan hasil belajar yang lebih tinggi guru harus kreatif dan inovatif
dalam mengembangkan strategi pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dirancang
sedemikian rupa untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses
mental dan fisik untuk mencapai kompetensi dasar. Penggunaan strategi
pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada siswa untuk membangkitkan minat
dan semangat belajar siswa sehingga pembelajaran matematika sangat
menyenangkan.
Pembelajaran matematika pada kompetensi membuat
jaring-jaring bangun ruang siswa kelas V SDN Pagiyanten 03 siswa mengalami
kesulitan sehingga hasil belajar siswa masih rendah. Saat penulis mengadakan
evaluasi dalam pelajaran metematika pada kompetensi membuat jaring-jaring
bangun ruang yang mencapai tingkat penguasaan materi hanya 16 siswa dari 28
siswa atau 43% yang tuntas dengan KKM 65.
1.
Identifikasi Masalah
Dengan melihat hasil belajar dalam pelajaran matematika
pada kompetensi membuat jaring-jaring bangun ruang maka dapat dilihat bahwa
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran masih rendah.
Dari hasil refleksi diri yang dilakukan penulis, dapat
diambil kesimpulan bahwa siswa kurang menguasai materi pelajaran karena:
a.
Siswa
sering bercanda dengan teman atau asik dengan aktivitasnya sendiri pada saat
pelajaran berlangsung.
b.
Siswa
kuramg memperhatikan pelajaran.
c.
Siswa
tidak berani bertanya meskipun masih menemukan kesulitan.
2. Analisis
Masalah
Berdasarkan identifikasi diatas diketahui beberapa aspek
yang menyebabkan kekurangan dalam proses pembelajaran:
a.
Penjelasan
guru yang terlalu cepat, sehingga siswa sulit memahaminya.
b.
Penggunaan
metode pembelajaran yang kurang tepat.
c.
Guru
jarang menggunakan alat peraga.
d.
Guru
kurang memberikan motivasi belajar kepada siswa.
3. Alternatif
dan Prioritas Pemecahan Masalah
Bila guru dalam proses pembelajaran menggunakan metode
dan alat peraga yang tepat, maka hasil belajar siswa akan tinggi. Maka dalam
penelitian ini, penulis menggunakan metode demonstrasi dan media gambar dalam
pelajaran matematika pada kompetensi membuat jaring-jaring bangun ruang siswa
kelas V Semester II SDN Pagiyanten 03 Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal tahun
pelajaran 2014/2015.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah diatas
dapat dirumuskan permasalahan yaitu :
1.
Apakah
penggunaan metode demonstrasi dan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar
dalam pelajaran matematika pada kompetensi membuat jaring-jaring bangun ruang
siswa kelas V Semester II SDN Pagiyanten 03 Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal
?
2.
Bagaimana
penggunaan metode demonstrasi dan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar
dalam pelajaran matematika pada kompetensi membuat jaring-jaring bangun ruang
siswa kelas V Semester II SDN Pagiyanten 03 Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal
?
3.
Sejauh
mana penggunaan metode demonstrasi dan media gambar dapat meningkatkan hasil
belajar dalam pelajaran matematika pada kompetensi membuat jaring-jaring bangun
ruang siswa kelas V Semester II SDN Pagiyanten 03 Kecamatan Adiwerna Kabupaten
Tegal ?
C. Tujuan
Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperbaiki
proses pembelajaran matematika pada kompetensi membuat jaring-jaring bangun
ruang siswa kelas V Semester II SDN Pagiyanten 03 kecamatan Adiwerna Kabupaten
Tegal tahun pelajran 2014/2015.
2.
Tujuan
Khusus
a.
Meningkatkan
keaktifan siswa dalam pelajaran matematika pada kompetensi membuat
jaring-jaring bangun ruang siswa kelas V semester II SDN Pagiyanten 03 tahun
pelajaran 2014/2015.
b.
Meningkatkan
hasil belajar dalam pelajaran metematika pada kompetensi membuat jaring-jaring
bangun ruang siswa kelas V semester II SDN Pagiyanten 03 tahun pelajaran
2014/2015.
D. Manfaat
Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Hasil dari pelaksanaan penelitian ini akan memberikan
manfaat yang berarti bagi siswa, guru
dan lembaga pendidikan antara lain :
1.
Manfaat
Teoritis
a.
Memperbaiki
metode pembelajaran yang sesuai dengan materi secara menarik.
b.
Meningkatkan
mutu pendidikan secara umum.
2.
Manfaat
Praktis
a.
Bagi
siswa
1)
Meningkatkan
ketrampilan siswa dalam membuat jaring-jaring bangun ruang.
2)
Meningkatkann
hasil belajar siwa dalam kompetensi membuat jaring-jaring bangun ruang.
b.
Bagi
guru
1)
Membantu
guru memperbaiki pembelajran dengan pemilihan metode dan media yang tepat.
2)
Meningkatkan
kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran sebagai pendidik yang profesional.
3)
Meningkatkan
percaya diri.
c.
Bagi
Sekolah
1)
Suasana
poses pembelajaran lebih kondusif.
2)
Meningkatkan
kualitas pendidikan
3)
secara
keseluruhan mutu sekolah menjadi meningkat
II.
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka
Teori
1. Pengertian
Belajar Dan Pembelajaran
Sebagaimana diungkapkan oleh Tim Penyusun Kamus Pusat
Bahasa (2007:1198) peningkatan berasal dari kata dasar tingkat yang megandung
arti susunan yang berlapis-lapis, tinggi rendah martabat/kedudukan peningkatan
derajat. Kata tingkat mendapat konfiks pe-an menjadi peningkatan adalah proses,
secara, perbuatan meningkat (usaha, kegiatan, dsb) sedangkan hasil adalah
sesuatu yang diadakan/dibuat oleh usaha (2007:391).
2. Aktivitas Belajar
Beberapa ahli mengemukakan tentang definisi, batasan atau
pengertian belajar. Menurut Gagne (Sri Anitah W, dkk;2009:1.3) bahwa belajar
adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat
pengalaman. Dalam pengetian yang sangat luas belajar diartikan oleh Anita
E.Woolfolk (Agu Taufiq, Hera L.Mikarsa, Puji L.Prianto;2012:5.3) sebagai
perubahan perilaku akibat dari suatu pengalaman tertentu. Belajar terjadi
bilamana pengalaman menyebabkan suatu perubahan pengetahuan, dan perilaku yang
relatif permanen pada seseorang atau individu.
Sebagaimana dikemukakan oleh Abin Syamsudin (Agus Taufiq,
Hera L.Mikarsa, Puji L.Prianto;2012:5.4) mendefinisikan bahwa belajar adalah
proses mengalami sesuatu untuk mnghasilkan perubahan tingkah laku atau pribadi.
Sedangkan Santrock dan Yusen menegaskan
definisi belajar, bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif
permanen yang terjadi karena pengalaman.
Menurut Piaget (H.Dinn Wahyudin, D.Supriadi, Ishak
Abdulhak;2004:3.25) belajar sifatnya individual, artinya proses belajar
merupakan interaksi individu dengan lingkungannya. Perkembangan individu
tersebut dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan perkembangan intelektual
seseorang melalui empat tahap utama yaitu:
a)
Sensorimotor
(0-2 tahun), seseorang mengenal lingkungan dengan lima inderanya kemudian
melalui gerakan motoriknya.
b)
Pra
operasional (2-7 tahun) anak mulai menggunakan bahasa dan simbol yang paling
sederhana, sudah mulai melakukan operasional dan gerakan membuat sesuatu
misalnya menggambar.
c)
Operasional
konkret (7-11 tahun) anak telah mampu mengembangkan pikirannya secara logis dan
sistematis pada tahap yang paling awal berdasarkan respon yang ada pada
lingkungannya, sudah mulai berpikir konkret.
d)
Operasional
formal (11 tahun keatas) pada tahap ini melalui daya fikirannya seseorang sudah
mampu berpikir abstrak dan melakukan analisis seperti lazimnya orang dewasa.
3. Hasil
belajar
Hasil belajar
merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam
belajar. kulminasi akan selalu diiringi dengan kegiatan tindak lanjut. Hasil
belajar harus menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku
yang baru dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari.
Bentuk perubahan tingkah laku harus menyeluruh secara komprehensif sehingga
menunjukkan perubahan tingkah laku. Aspek perilaku keseluruhan dari tujuan
pembelajaran menurut Benyamin Bloom (Sri Anitah W, dkk;2009:2.19) yang dapat
menunjukkan gambaran hasil belajar, mencakup aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
Romizoswki (Sri Anitah W, dkk;2009:2.19) menyebutkan
dalam skema kemampuan yang dapat menunjukkan hasil belajar yaitu:
a)
Ketrampilan
kognitif berkaitan dengan kemampuan membuat keputusan memecahkan masalah dan
berpikir logis.
b)
Ketrampilan
psikomotor berkaitan dengan kemampuan tindakan fisik dan kegiatan perceptual.
c)
Ketrampilan
reaktif berkaitan dengan sikap, kebijaksanaan, perasaan dan self control.
d)
Ketrampilan
reaktif berkaitan dengan kemampuan sosial dan kepemimpinan.
Sebagaimana dikemukakan oleh Gagne (Sri Anitah W,
dkk;2009:2.19) bahwa ada lima tipe hasil belajar yang dapat dicapai oleh siswa
yaitu:
a)
Motor
skills
b)
Verbal
information
c)
Intelectual
skills
d)
Attitudes
e)
Cognitive
strategies
Zoltan P. Dienes (Karso, dkk;2009:1.17) memandang
matematika sebagai pelajaran struktur, klasifikasi struktur, relasi-relasi
dalam struktur, dan mengklasifikasikan relasi-relasi antara struktur. Lebih
lanjut lagi Dienes mengemukakan bahwa konsep-konsep matematika itu akan lebih berhasil
dipelajarai bila melalui tahap tertentu. Tahapan belajar menurut Dienes itu ada
enam tahapan secara berurutan yaitu:
a)
Bermain
bebas (free play), anak bermain bebas tanpa diarahkan dengan menggunakan
benda-benda matematika konkret.
b)
Permainan
(Games), anak mulai mengamati pola dan keteraturan yang terdapat dalam konsep.
c)
Penelaahan
kesamaan sifat (Searching for communities), siswa mulai diarahkan pada kegiatan
menemukan sifat-sifat kesamaan dalam permainan yang sedang diikuti.
d)
Representasi
(Representation), siswa mulai belajar membuat pernyataan atau presentasi
tentang sifat-sifat kesamaan suatu konsep matematika yang diperoleh pada tahap
penelaahan kesamaan sifat.
e)
Simbolisasi
(Symbolization), siswa perlu menciptan simbol matematika atau rumusan verbal yang
cocok untuk menyatakan konsep yang representasinya sudah diketahuinya.
f)
Formalisasi
(Formalitation), siswa belajar mengorganisasikan konsep-konsep membentuk secara
formal, dan harus sampai pada pemahaman aksioma, sifat, aturan, dalil sehingga
menjadi stuktur dari sistem yang dibahas.
4. Jaring-Jaring
Bangun Ruang
Menurut Sony Prihantoro (2009) bahwa jaring-jaring adalah
pembelahan sebuah bangun yang berkaitan, sehingga seandainya digabungkn akan
menjadi sebuah bangun ruang tertentu. Definisi jaring-jaring diperkuat oleh
Tugiono (2012) yang mengemukakan bahwa
jaring-jaring yaitu pembelahan sebuah bangun yang berkaitan sehingga jika
digabungkan akan menjadi sebuah bangun ruang tertentu. Bangun ruang tersebut
antara lain kubus, balok, prisma segitiga, tabung, kerucut.
RJ.Soenarjo (2009) menjelaskan bahwa jaring-jaring bangun
ruang terdiri dari beberapa bangun datar yang dirangkai. Jaring-jaring dapat
dibuat dari berbagai bangun ruang. Sebuah kotak mempunyai rusuk, rusuk-rusuk
itu juga merupakan jaring-jaring. Sebuah kubus apabila dipotong berdasarkan
rusuk-rusuknya dan merentangkan disetiap sisinya akan menghasilkan sebuah
jaring-jaring kubus. Telah disebutkan oleh Y.D Sumanto, Heny Kusumawati, Nur
Asikin (2008:158) bahwa kubus dan balok termasuk bangun ruang. Sisi-sisi yang
membentuk kubus dan balok berbentuk persegi atau persegi panjang. Jaring-jaring
yang akan terbentuk berupa gabungan persegi dan persegi panjang.
5. Metode
Pembelajaran
Joni (Sri Anitah W, dkk;2009.1.24) mengemukakan bahwa
metode adalah berbagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk
mencapai tujuan tertentu. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Winarno Surakhmad
(Drs.Nurcholis, M.Pd;2007:164) bahwa metode adalah cara yang di dalam fungsinya
merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan, makin baik metode itu, makin
efektif pula pencapaian tujuannya. Untuk
menetapkan lebih dahulu apakah sebuah metode dapat disebut baik,
diperlukan patokan yang bersumber dari beberapa faktor. Faktor utama yang menentukan
adalah tujuan yang akan dicapai.
Menurut Sardjiyo, Didih Sugandi, Ischak (2009:6.4)
mengemukakan bahwa metode mengajar adalah kemampuan yang perlu dimiliki oleh
seorang guru dalam menyampaiakn materi pelajran kepada anak didiknya. Dalam
memilih metode, perlu memperhatiakn hal-hal berikut:
a)
Tujuan
pembelajaran.
b)
Kemampuan
guru terhadap materi dan metode yang akan dipilih.
c)
Kemampuan
siswa yang belajar.
d)
Jumlah
siswa yang belajar.
e)
Situasi
atau kondisi saat belajar.
f)
Fasilitas
yang dimiliki (media dan sumber belajar).
g)
Evaluasi
yang dipakai.
Seperti yang dikemukakan oleh Amalia Sapriati, dkk
(2009:3.20) faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih metode
belajar yaitu: metode hendaknya sesuai dengan tujuan, metode hendaknya
diadaptasikan dengan kemampuan siswa, metode hendaknya sesuai dengan psikologi
belajar, metode hendaknya disesuaikan dengan bahan pengajaran, metode hendaknya disesuaika denagn alokasi
waktu dan sarana prasarana yang tersedia, metode hendaknya sesuai dengan
pribadi guru.
Sri Anitah W, dkk(2009:5.17) juga menyebutkan jenis-jenis
metode mengajar yaitu:
a)
Metode
ceramah (Lecture) merupakan suatu cara penyajian bahan atau penyampaian bahan
pelajaran pelajaran secara lisan dari guru.
b)
Metode
diskusi merupakan cara mengajar yang
dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau pertanyaan
yang harus diselesaikan berdasarkan pendapat atau keputusan secara bersama.
c)
Metode
simulasi (simulation) merupakan kegiatan belajar yang bersifat pura-pura,
proses kegiatan atau latihan dalam situasi tiruan (tidak sesungguhnya).
d)
Metode
eksperimen merupakan metode mengajar yang dalam penyajiannya atau pembahasan
materinya melalui percobaan sesuatu serta mengamati secara proses.
e)
Metode
karya wisata merupakan suatu cara penyajian bahan pelajaran denga nmembawa
peserta didik untuk mengunjungi objek akan dipelajari di luar sekolah.
f)
Metode
pemecahan masalah merupakan metode belajar yang banyak mengembangkan kemampuan
berpikir tinggi.
g)
Metode
Demonstrasi
Menurut Sri Anitah W, dkk(2009:5.25) metode demonstrasi
merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukan
secara langsung objek atau cara melakukan
sesuatu sehingga dapat mempelajarinya secara proses. Salah satu yang
perlu diperhatikan dalam pelaksanaan demonstrasi adalah posisi siswa seluruhnya
harus dapat memperhatikan (mengamati) objek yang akan didemonstrasikan.
Demosntrasi digunakan semata-mata hanya untuk:
a)
mengkonkretkan
suatu konsep atau prosedur yang abstrak.
b)
mengajarkan
bagaimana berbuat atau menggunakan prosedur secara tepat.
c)
meyakinkan
bahwa alat dan prosedur tersebut bia digunakan.
d)
membangkitkan
minat menggunakan alat dan prosedur.
Sri Anitah W, dkk (2009:5.25) juga menyebutkan
karateristik, prosedur, keunggulan serta kelemahan demonstrasi yakni:
a)
Karakteristik
Metode mengajar demonstrasi hakikatnya untuk menyampaikan
pembelajaran pada siswa dalam penguasaan proses objek tertentu. Metode mengajar
demonstrasi juga identik dengan metode mengajar modeling. Dalam pelaksanaan
metode demonstrasi, selain guru yang akan menjadi model juga dapat mendatangkan
narasumber yang akan mendemonstrasikan
objek materi pelajaran, dengan syarat harus menguasai bahan materi yang akan
didemonstrasikan, serta mengutamakan aktivitas siswa untuk melakukan
demonstrasi.
b)
Prosedur
Prosedur metode demonstrasi yang harus dilakukan dalam
pembelajaran yaitu :
-
Mempersiapkan
alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran.
-
Memberikan
penjelasan tentang topik yang akan didemonstrasikan.
-
Pelaksanaan
demonstrasi bersamaan dengan perhatian dan peniruan dari siswa.
-
Penguatan
(diskusi,tanya jawab, latihan) terhadap hasil demonstrasi.
-
Kesimpulan.
c)
Keunggulan
Keunggulan implementasi pada metode mengajar demonstrasi
dapat dicapai apabila kondisi pembelajaran diciptakan secara efektif,
diantaranya keunggulan tersebut adalah :
-
Siswa
dapat memahami bahan pelajaran sesuai dengan objek yang sebenarnya.
-
Dapat
mengembangkan rasa ingin tahu siswa.
-
Dapat
melakukan pekerjaan berdasarkan proses yang sistematis.
-
Dapat
mengetahui hubungan yang struktural atau urutan objek.
-
Dapat
melakukan perbandingan dari beberapa objek.
d)
Kelemahan
-
Hanya
dapat menimbulkan cara berpikir yang konkret saja.
-
Jika
jumlah siswa banyak dan posisi siswa tidak diatur maka demonstrasi tidak
efektif.
-
Bergantung
pada alat bantu yang sebenarnya.
-
Sering
terjadi siswa kurang berani dalam mencoba atau melakukan praktik yang
didemonstrasikan.
6.
Media Pembelajaran
Menurut Heinich,dkk (Sri Anitah W, dkk;2009:6.3) media
merupakan alat saluran komunikasi. Menurut Oemar Hamalik (Drs.Nuecholis,
M.Pd;2007:173) media pengajaran adalah alat yang digunakan dalam rangka
mengefektifkan komunikasi dan iteraksi antara guru dan siswa dalam proses
pendidikan dan pengajaran di sekolah. Sedangkan Sopani (Drs.Nurcholis, M.Pd
;2007:173) media pelajran adalah alat bantu yang dapat menolong pendidik atau
siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang sudah diterapkan. Miarso
(Asep Herry Hernawan, dkk:2012:11.18) menegaskan bahwa media pembelajaran
adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauan anak didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar pada siswa.
Sri Anitah W, dkk (2009:6.15) mengelompokkan jenis media
ke dalam tiga kelompok yaitu:
a)
Media
Audio
Media
audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat
didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan para
siswa untuk mempelajari bahan ajar. Jenis media audio terdiri atas program
kaset suara (audio cassette), CD audio, dan program radio.
b)
Media
Audio Visual
Media
ini merupakan kombinasi audio dan visual atau biasa disebut media pandang
dengar. Contoh dari media audio visual diantaranya program video/televisi
pendidikan, video/televisi instruksional, program slide suara (sound slide) dan
program CD interktif.
c)
Media
Visual
Media visual merupakan media yang hanya dapat dilihat
dengan menggunakan indra penglihatan. Media ini terdiri atas:
1.
Media
visual yang dapat di proyeksikan yakni media yang menggunakan alat proyeksi
(proyektor) sehingga gambar atau tulisan nampak pada layar. Media proyeksi ini
bisa berbentuk media proyeksi diam, misalnya gambar diam (still pictures) dan
media proyeksi gerak, misalnya gambar bergerak (mantion pictures).
2.
Media
visual yang tidak dapat diproyeksikan
Jenis
media visual yang tidak dapat diproyeksikan terdiri dari tiga kelompok yakni:
grafis, gambar fotografik, dan media tiga dimensi.
Menurut Arif S.Sadiman (2013:3.12) gambar pada dasarnya
membantu mendorong para siswa dapat membangkitkan minatnya pada palajaran.
Membantu mereka dalam kemampuan berbahasa, kemampuan seni dan pernyataan
kreatif dalam bercerita, dramatisasi bacaan, penulisan, menggambar, dan
mengingat-ingat isi materi bacaan dan buku teks.
B. Kerangka
Berpikir
Penggunaan strategi belajar sangat mempengaruhi hasil
belajar siswa. Semakin baik guru dalam penggunaan strategi maka semakin efektif
pencapaian tujuan belajar. Guru dalam proses belajar selalu bertujuan untuk
mengajarkan materi yang dapat dikuasai dan dipahami siswa dengan
sebaik-baiknya. Hal ini merupakan tantangan yang dihadapi oleh guru karena
harapan tersebut pada kenyataanya belum dapat diwujudkan sepenuhnya.
Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini peneliti
menggunakan metode demonstrasi dan media gambar untuk meningkatkan hasil
belajar matematika pada kompetensi membuat jaring-jaring bangun ruang siswa kelas
V SDN Pagiyanten 03 kecamatan Adiwerna kabupaten Tegal.
C.
Hipotesis
Dengan mengacu pada permasalahan yang telah
dirumuskan dan memperhatikaan landasan teori terhadap masalah maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah upaya peningkatan hasil belajar matematika pada
kompetensi membuat jaring-jaring bangun ruang siswa kelas V SDN Pagiyanten 03
semester II tahun pelajaran 2014/2015.
III. PELAKSANAAN
PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A.
Subyek, Tempat, dan Waktu
Penelitian, Pihak yang Membantu
1. Subyek
Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas V SDN Pagiyanten 03
Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal, sejumlah 28 siswa. Siswa laki-laki 19 siswa
dan siswa perempuan 9 siswa. Keadaan sosial ekonomi orang tua siswa heterogen,
namun sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai buruh dan pedagang kecil.
Kondisi sosial ekonomi ini mempengaruhi semangat siswa dalam belajar, sehingga
kemampuan siswa rata-rata masih rendah.
2. Tempat
penelitian
Sesuai dengan subjek penelitian maka penelitian
dilaksanakan di ruang SDN Pagiyanten 03 yang beralamatkan Desa Pagiyanten
Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal. Terdiri dari beberapa ruangan, 1 ruang
kepala sekolah dan guru, 5 ruang kelas, 1 Gudang, 1 Perpustakaan, dan 1 kamar
mandi.
3. Waktu
Penelitian
Waktu penelitian dilaksakan pada semester II tahun
pelajaran 2014/2015. Adapun jadwal pelaksanaan penelitian sesuai dengan waktu
yang direncanakan :
-
Waktu
Penelitian : Perbaikan Pembelajaran Matematika di laksanakan dalam II Siklus :
Siklus I :
26 Maret 2015
Siklus II : 02 April 2015
-
Mata
Pelajaran :
Matematika
-
Kelas
/ Semester :
V / II
4. Pihak
Yang Membantu
1.
Bapak
Kasturi, M.Pd. selaku supervisor I yang telah membantu pelaksanaan PKP.
2.
Ibu
Wantuning Retno Supeni S.Pd. selaku supervisor II dan kepala sekolah SD Negeri
Pagiyanten 03.
3.
Rekan
– rekan guru SD Negeri Pagiyanten 03 yang selalu memotivasi terhadap jalannya
penelitian pembelajaran.
4.
Rekan
– rekan mahasiswa yang telah member semengat terhadap saya.
5.
Keluarga
yang telah memberi dukungan.
B. Desain
Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Menurut Supardi-Suhardjono (dalam buku Strategi Menyusun
Penelitian Tindakan Kelas;2012:85-86) PTK terdiri dari 3 siklus, dalam
pelaksanaan PTK tidak hanya dilakukan 1 siklus, karena PTK merupakan pembelajaran
yang menggunakan siklus berkelanjutan.
Agar diingat bahwa siklus II merupakan perbaikan tindakan
dari siklus pertama. Akibat masih dijumpai adanya kelemahan dan kekurangan pada
siklus I, Sedangkan pelaksanaan setiap siklus tidak tepat kalau hanya satu kali
pertemuan karena satu pertemuan belum mampu memperbaiki, sikap, tingkah laku,
serta pola pikir siswa.
PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang yang di
dalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan
yaitu :
a.
Perencanaan
b.
Tindakan
c.
Pengamatan
d.
Refleksi
a. Pelaksanaan
Pra siklus
Tahap
/ langkah-langkah pra siklus adalah sebagai berikut :
1.
Perencanaan
Dalam
pelaksanaan pembelajaran adapun langkah-langkah perencanaan yang harus
dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
a.
Menyusun
RPP yang akan digunkan dalam pembelajaran.
b.
Menentukatn
alokasi waktu untuk melakukan pembelajaran.
c.
Memilih
dan menggunakan metode dan media.
d.
Menyusun
alat evaluasi.
e.
Melakukan
tindak lanjut.
2.
Pelaksanaan
Tindakan
a.
Kegiatan
Awal
1)
Guru
mempersiapkan media pembelajaran kepada siswa.
2)
Berdoa.
3)
Guru
mengabsen siswa.
4)
Menginformasikan
tujuan pembelajaran kepada siswa.
b.
Kegiatan
inti
1)
Eksplorasi
Dalam
kegiatan eksplorasi, guru :
Siswa
dapat menyebutkan jenis-jenis bangun ruang
2)
Elaborasi
Dalam
kegiatan elaborasi, guru :
a.
Melakukan
percobaan menggunakan benda-benda sekitar untuk membangun pemikiran siswa
mengenai konsep jaring-jaring bangun kubus dan balok.
b.
Menjelaskan
berbagai bentuk jaring-jaring kubus dan balok.
c.
Siswa
diuji ketrampilan dan kemampuan dengan mengerjakan soal-soal latihan.
3)
Konfirmasi
Dalam
kegiatan konfirmasi, guru :
a.
Guru
bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
b.
Guru
bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalah pahaman, memberikan
penguatandan penyimpulan.
c.
Kegiatan
akhir
Dalam
kegiatan penutup, guru :
Guru
mengulang kembali kegiatan yang telah dilaksanakan, memberikan kesimpulan
kemudian memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan yang akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya.
d.
Tindak
lanjut
1)
Apabila
85% siswa memperoleh nilai 65 (KKM) atau lebih maka diberikan pengayaan.
2)
Apabila
85% siswa tidak memperoleh nilai sesuai KKM atau di bawah KKM maka di berikan
perbaikan.
3.
Pengamatan
Peneliti
melakukan pengamatan terhadap :
a.
Tingkah
laku siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
b.
Keberhasilan
dan kesalahan dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan jaring-jaring kubus
dan balok.
4.
Refleksi
Data hasil pengamatan pada pra siklus diatas dikumpulkan
dan dianalisi oleh peneliti. analisis dilakukan dengan cara mengukur baik
secara kuantitatif maupun kualitatif. dapat disimpulkan bahwa hasil dari
pembelajaran siswa yang mendapat nilai diatas KKM dari jumlah siswa 28, hanya
20 (57%) siswa kelas V SDN Pagiyanten
03. Maka peneliti menyimpulkan bahwa hasil dari pembelajaran pra siklus
ternyata belum memuaskan maka peneliti memutuskan untuk melakukan perbaikan
pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Siklus I
Tahap
/ langkah-langkah siklus I adalah sebagai berikut :
1.
Perencanaan
Dalam
pelaksanaan pembelajaran adapun langkah-langkah perencanaan yang harus
dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
a.
Menyusun
RPP yang akan digunkan dalam pembelajaran.
b.
Menentukatn
alokasi waktu untuk melakukan pembelajaran.
c.
Memilih
dan menggunakan metode dan media.
d.
Menyusun
alat evaluasi.
e.
Melakukan
tindak lanjut.
2.
Pelaksanaan
Tindakan
a.
Kegiatan
awal
1)
Guru
mempersiapkan media pembelajaran kepada siswa.
2)
Berdoa.
3)
Guru
mengabsen siswa.
4)
Menginformasikan
tujuan pembelajaran kepada siswa.
b.
Kegiatan
inti
1)
Eksplorasi
Dalam
kegiatan eksplorasi, guru :
Siswa
dapat menyebutkan jenis-jenis bangun ruang
2)
Elaborasi
Dalam
kegiatan elaborasi, guru :
a.
Melakukan
percobaan menggunakan benda-benda sekitar untuk membangun pemikiran siswa
mengenai konsep jaring-jaring bangun kubus dan balok.
b.
Menjelaskan
berbagai bentuk jaring-jaring kubus dan balok.
c.
Siswa
diuji ketrampilan dan kemampuan dengan mengerjakan soal-soal latihan.
3)
Konfirmasi
Dalam
kegiatan konfirmasi, guru :
a.
Guru
bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
b.
Guru
bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalah pahaman, memberikan penguatan
dan penyimpulan.
c.
Kegiatan
perbaikan
1)
Dengan
menggunaka metode demonstrasi tentang jaring-jaring kubus dan balok siswa akan
terfokus perhatiannya kepada guru dan akan meningkatkan hasil belajar siswa.
2)
Melalui
media gambar siswa termotivasi belajar membuat jaring-jaring kubus dan balok.
d.
Kegiatan
akhir
Dalam
kegiatan penutup, Guru mengulang kembali kegiatan yang telah dilaksanakan,
memberikan kesimpulan kemudian memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan
yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
e.
Tindak
lanjut
1)
Apabila
85% siswa memperoleh nilai 65 (KKM) atau lebih maka diberikan pengayaan.
2)
Apabila
85% siswa tidak memperoleh nilai sesuai KKM atau di bawah KKM maka di berikan
perbaikan.
3.
Pengamatan
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap
tingkah laku siswa selama proses pembelajaran berlangsung serta keberhasilan
maupun kegagalan dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan jaring-jaring
kubus dan balok.
Dalam pelaksanaan observasi peneliti dibantu oleh Observer
untuk melakukan observasi. Dari hasil observasi diperoleh data yang meliputi :
a.
Hasil
observasi pelaksanaan pembelajaran.
b.
Hasil
evaluasi siklus I.
Data yang digunakan dalam pelaksanaan tindakan kelas
(PTK) ini adalah lembar observasi tersebut memuat tentang aspek yang
diobservasi, kemunculan aspek yang diobservasi, komentar dan nilai.
4.
refleksi
Dapat disimpulkan bahwa hasil dari pembelajaran siswa
yang mendapat nilai diatas KKM dari jumlah siswa 28, hanya 25 (71%) siswa kelas V SDN Pagiyanten 03. Maka peneliti
menyimpulkan bahwa hasil dari pembelajaran siklus I ternyata belum maksimal
maka peneliti memutuskan untuk melakukan perbaikan pembelajaran kembali dengan
siklus II.
c. Pelaksanaan
Siklus II
Tahap
/ langkah-langkah siklus I adalah sebagai berikut :
1.
Perencanaan
Dalam
peranacanaan semua orang mengharapkan nilai yang dicapai siswa sesuai dengan
KKM.
Berdasarkan
hasil yang diperoleh pada siklus I belum maksimal, maka dilakukan perencanaan
ulang yang meliputi :
a.
Identifikasi
masalah pada siklus I yang belum berhasil.
b.
Menggunakan
metode dan media yang lebih menarik dan tepat.
2.
Pelaksanaan
Tindakan
a.
Kegiatan
Awal
1)
Guru
mempersiapkan media pembelajaran kepada siswa.
2)
Berdoa.
3)
Guru
mengabsen siswa.
4)
Menginformasikan
tujuan pembelajaran kepada siswa.
b.
Kegiatan
inti
1)
Eksplorasi
Dalam
kegiatan eksplorasi, guru :
Siswa
dapat menyebutkan jenis-jenis bangun ruang.
2)
Elaborasi
Dalam
kegiatan elaborasi, guru :
a.
Melakukan
percobaan menggunakan benda-benda sekitar untuk membangun pemikiran siswa
mengenai konsep jaring-jaring bangun kubus dan balok.
b.
Menjelaskan
berbagai bentuk jaring-jaring kubus dan balok.
c.
Siswa
diuji ketrampilan dan kemampuan dengan mengerjakan soal-soal latihan.
3)
Konfirmasi
Dalam
kegiatan konfirmasi, guru :
a.
Guru
bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
b.
Guru
bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalah pahaman, memberikan
penguatandan penyimpulan.
c.
Kegiatan
perbaikan
1)
Dengan
menggunaka metode demonstrasi tentang jaring-jaring kubus dan balok siswa akan
terfokus perhatiannya kepada guru dan akan meningkatkan hasil belajar siswa.
2)
Melalui
media gambar siswa termotivasi belajar membuat jaring-jaring kubus dan balok.
d.
Kegiatan
akhir
Dalam
kegiatan penutup, guru :
Guru
mengulang kembali kegiatan yang telah dilaksanakan, memberikan kesimpulan
kemudian memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan yang akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya.
e.
Tindak
lanjut
1)
Apabila
85% siswa memperoleh nilai 65 (KKM) atau lebih maka diberikan pengayaan.
2)
Apabila
85% siswa tidak memperoleh nilai sesuai KKM atau di bawah KKM maka di berikan
perbaikan.
3.
Pengamatan
Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II
ini peneliti dibantu teman sejawat sebagai pengamat melakukan pengamatan sesuai
dengan prosedur pengamatan yang digunakan seperti pada siklus I.
Hasil
pengamatan adalah sebagai berikut :
a.
Tingkah
laku siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
b.
Penggunaan
metode dan media yang menarik dan tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran.
c.
Meningkatnya
hasil belajar siswa sesuai dengan harapan guru.
4.
Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II menunjukkan
aktivitas pembelajaran yang baik dan penguasaan materi juga baik. Hal ini dapat
dilihat melaui hasil evaluasi yang telah dilakukan pada pelajaran matematika
pada kompetensi membuat jaring-jaring bangun ruang. Hasil dari pembelajaran
siswa yang tidak tuntas atau nilai dibawah KKM dari jumlah siswa 28, hanya 2
(7%) siswa. Sedangkan yang mendapat niali diatas KKM 26 (93%) siswa kelas V SDN Pagiyanten 03. Maka peneliti
menyimpulkan bahwa hasil dari pembelajaran siklus II telah mengalami
peningkatan dengan pelajaran matematika pada kompetensi membuat jaring-jaring
bangun ruang.
C. Teknis
Analisis Data
1.
Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua
jenis data yakni data kuantitatif yang diperoleh dari nilai tes siswa yang
terdiri dari nilai individu, nilai kelas serta prosentasi ketuntasan.dan data
kualitatif yang diperoleh dari hasil
pembelajaran pada siklus I dan siklus II.
2.
Sumber
Data
a.
Hasil
belajar
Data
hasil belajar diperoleh menggunakan instrument tes tertulis yang dilaksanakan
pada siklus I dan siklus II dalam bentuk data kuantitatif.
b.
Proses
pembelajaran
Data
proses pembelajaran dapat menggunakan bentuk observasi yang dilakukan pada siklus I dan siklus II
dalam bentuk data kualitatif.
c.
Data
hasil penelitian terkumpul melalui wawancara dan observasi, dianalisi sepanjang
berlangsungnya penelitian.
d.
Indikator
kinerja
Dapat
dianggap tercapai jika memenuhi kriteria sebagai berikut :
1.
Nilai
individu mencapai KKM sebesar 65.
2.
Presentase
ketuntasan belajar mencapai 85 %.
3.
Nilai
rata-rata kelas mencapai 75.
IV. HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi
Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajarn penulis telah
melakukan sejumlah aktivitas perbaikan untuk membantu siswa meningkatkan hasil belajarnya. Data-data yang
diperoleh dari hasil penelitian berupa hasil tes formatif. Data tersebut akan
dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan kelas.
Tabel Rekap Hasil Perolehan Pembelajaran Pra
Siklus, Siklus I dan Siklus II
No
|
Nama Siswa
|
KKM
|
Nilai
|
||
Pra
|
Siklus
|
Siklus
|
|||
Siklus
|
I
|
II
|
|||
1
|
ERNA
MUJIYATI
|
65
|
40
|
65
|
70
|
2
|
DAFIT
TRI MAULANA
|
65
|
65
|
70
|
85
|
3
|
ELOK
CANTIKA SARI
|
65
|
65
|
70
|
75
|
4
|
FAHYAN
RAMADHANI
|
65
|
30
|
55
|
60
|
5
|
FAUZAN
FEBRIANTO
|
65
|
70
|
70
|
80
|
6
|
HELMI
AZKIA
|
65
|
60
|
80
|
85
|
7
|
HENDRA
AJI PRASETIO
|
65
|
60
|
80
|
90
|
8
|
INDRIANI
FIRNANDA
|
65
|
75
|
80
|
85
|
9
|
JIHAN
NURUL FAIZAH
|
65
|
40
|
60
|
80
|
10
|
JODI
PRANATA
|
65
|
65
|
70
|
80
|
11
|
LUQMAN
FAUJIAN
|
65
|
60
|
75
|
80
|
12
|
MUHAMAD
SURURI
|
65
|
30
|
40
|
50
|
13
|
MUHAMAD
RENDI
|
65
|
40
|
65
|
75
|
14
|
MARDIYANTO
SAPUTRA
|
65
|
70
|
75
|
90
|
15
|
MUKHAMAD
ASEP ZAKARIA
|
65
|
75
|
75
|
80
|
16
|
MOH.
ADNAN FADILI
|
65
|
40
|
60
|
65
|
17
|
MOH.
KHAERUL ANAM
|
65
|
60
|
85
|
90
|
18
|
NIKO
AKMALUL ANANTO
|
65
|
70
|
80
|
90
|
19
|
NISA
FEBRINA MAUSHAL
|
65
|
40
|
70
|
90
|
20
|
RIOS
DIKA FATUR AZMI
|
65
|
50
|
60
|
70
|
21
|
RAMA
SATRIO MULYAWAN
|
65
|
60
|
70
|
75
|
22
|
RIKO
RIZKI RIANSYAH
|
65
|
70
|
75
|
85
|
23
|
SANIATUL
FAUSIYAH
|
65
|
65
|
75
|
80
|
24
|
TRI
ANGGA WISA PUTRA
|
65
|
70
|
70
|
85
|
25
|
USWATUN
KHASANAH
|
65
|
65
|
70
|
90
|
26
|
LINA
IXSARONAH
|
65
|
50
|
60
|
75
|
27
|
NURUL
INDAH LESTARI
|
65
|
40
|
60
|
65
|
28
|
MUH.
HASBI ASHSHIDIEQI
|
65
|
60
|
75
|
80
|
Jumlah Nilai
|
1585
|
1940
|
2205
|
||
Rata-rata kelas
|
56,6
|
69,28
|
78,75
|
||
Prosentase Ketuntasan
|
43%
|
75%
|
93%
|
||
Dari Data penelitian menunjukan bahwa hasil perolehan tes
pembelajaran matematika pada kompetensi membuat jaring-jaring bangun ruang pada
setiap siklus yang mengalami peningkatan, sehingga diperoleh jumlah nilai,
rata-rata kelas, dan prosentase ketuntasan belajar juga mengalami peningkatan
yaitu pada pra siklus mencapai 43%, siklus I mencapai 75% dan siklus II
mencapai 93%.
1.
Pra Siklus
a. Hasil Tes Akhir
Individu Pra
Siklus
Dari hasil tes akhir yang diikuti
oleh 28 siswa dengan nilai
KKM 65 dapat disimpulkan bahwa terdapat 12
siswa atau sebagian besar (43%) yang
dinyatakan lulus, sedang sisanya 16 siswa
(57%) dinyatakan belum lulus dalam
postes. Sedang nilai
rata-rata kelas postes tersebut adalah 56,60 dalam
KKM (65)
b. Hasil observasi Pra Siklus
Setelah guru melakukan tindakan pelaksanaan pembelajaran maka
selanjutnya dilakukan observasi hasil kegiatan tersebut berdasarkan data
dan sejumlah informasi yang telah diperoleh pada saat mengobservasi proses pembelajaran.
Adapun data tersebut diperoleh
selain dari penulis juga
terdapat masukan dari observer yang
dalam hal ini adalah rekan kerja dari penulis. Hasil observasi akan dijelaskan
sebagai berikut:
1.
Pelaksanaan pembelajaran Matematika siswa belum memenuhi hasil yang
diharapkan di karenakan
rata-rata nilai siswa masih dibawah 65 %.
2.
Penggunaan
media gambar meningkatkan perhatian siswa. Namun, komunikasi masih satu arah
sehingga pelajaran menjadi pasif
3.
Dalam
menyelesaikan tes uraian siswa kurang
dapat optimal
Hal ini
menyebabkan motivasi
siswa dalam pembelajaran Matematika masih kurang.
4.
Keberanian siswa bertanya kepada guru masih rendah,
karena kurangnya motivasi guru.
c. Refleksi
Berdasarkan
data
hasil tes dan hasil pengamatan penulis,
sebelum pelaksanaan
tindakan pembelajaran, nilai rata-rata
kelas 56,60 dan ada 16 siswa
dari 28
siwa yang memperoleh nilai di bawah
KKM (65) hal tersebut terjadi karena penjelasan materi hanya dibantu
oleh LKS untuk mencari jawaban dari buku paket.
Untuk mengatasi masalah
yang muncul tersebut,
penulis menggunakan media gambar pada metode observasi dalam menyampaikan materi perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan
transportasi.
Hasil pembelajaran pada Pra siklus nilai rata-rata
kelas belum memenuhi
kriteria minimum KKM
65. Siswa yang
di bawah batas lulus adalah 11 siswa,
melihat hasil
pembelajaran
tersebut
peneliti
masih
harus
melakukan tindakan perbaikan dengan alat ukur berbeda pada siklus I
agar
peningkatan
pembelajaran lebih
baik lagi.
2.
Siklus 1
Kegiatan siklus I yang dilaksanakan adalah membahas
pelajaran matematika dengan kompetensi membuat jaring-jaring bangun ruang.
Peneliti terlebih dahulu memberikan penjelasan tentang materi pelajaran,
dilanjutkan dengan kegiatan siswa untuk lebih memahami tentang materi pelajaran
membuat jaring-jaring bangin ruang.
Setelah penulis melakukan tes evaluasi pada mata
pelajaran matematika pada kompetensi membuat jaring-jaring bangun ruang kelas V
SDN Pagiyanten 03 kecamatan Adiwerna kabupaten Tegal, diketahui hasil perbaikan
siklus I. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar 75% atau 21 siswa dari 28
siswa dengan rata-rata 69,28.
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa jumlah banyaknya siswa pada siklus I yang
mencapai hasil tes pelajaran matematika pada kompetensi membuat jaring-jaring
bangun ruang dalam nilai yang berbeda-beda. Sehingga dalam siklus I dapat diperoleh
jumlah nilai seluruh siswa yang mencapai 1940, rata-rata nilai kelas 69,28 dan
ketuntasan belajar yang mencapai 75% dan 25% siswa belum mencapai ketuntasan
belajar.
Dilihat dari kegiatan belajar pada siklus I berbagai
aktivitas perbaikan pembelajaran yang
dapat mendukung hasil belajar siswa diantaranya pemberian apresiasi yang sudah
baik, dalam mengkondisikan kelas yang cukup baik, interaksi siswa dalam pembelajaran
yang sudah baik, pemberian latiahan yang cukup baik, pemberian bimbingan pada
siswa yang sudah baik namun dalam penggunaan metode demonstrasi dan media
gambar yang masih kurang diterapkan dalam pembelajaran.
3.
Siklus II
Dalam penelitian tindakan kelas pada siklus II, membahas
kembali pelajaran matematika pda kompetensi membuat jaring-jaring bangun ruang.
Karena pada kompetensi membuat jaring-jaring bangun ruang masih ada beberapa
siswa yang belum menguasai materi dengan baik.
Pada pelaksanaan Siklus II, peneliti menggunakan metode
demonstrasi dengan media gambar dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dan siswa termotivasi untuk belajar.
Setelah peneliti mengadakan tes evaluasi pada kompetensi
membuat jarring-jaring bangun ruang siswa kelas V SDN Pagiyanten 03 kecamatan
Adiwerna kabupaten Tegal bahwa hasil perbaikan pada siklus II mengalami
peningkatan yang signifikan dengan nilai rata-rata kelas 78,75 dan ketuntasan
belajar mencapai 93%.
B. Pembahasan
Penelitian Hasil Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan temuan yang diperoleh pada setiap proses pembelajaran
matematika kelas V SD Negeri Pagiyanten 03 pada materi membuat jaring-jaring
bangun ruang pada pra siklus, siklis I, siklus II ditemukan ada peningkatan
prestasi siswa sesuai yang diharapkan. Sebagaimana dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1.
Pra
Siklus
Pada Pra siklus pembelajaran ini masih rendah sebelum
diadakan penelitian tindakan kelas. Hal ini dapat dilihat dari 28 siswa yang
mendapat nilai diatas KKM 43% dan yang belum mencapai KKM ada 16 siswa yang
memperoleh nilai di bawah
KKM (65). Hal ini ditunjang dengan
proses pembelajaran yang berbeda dengan sebelumnya, dimana peneliti dalam
penjelasan materi dengan menerapkan metode demonstrasi dan media gambar
sehingga menarik siswa untuk belajar.
Dari hasil pengamatan, dalam pembelajaran pada Pra siklus
penerapan metode demontrasi dan media gambar belum dilaksanakan secara maksimal
sehingga hasil belajar siswa belum sesuai harapan dan penulis akan mengadakan
pembelajaran pada siklus 1.
2.
Siklus
I
Pada siklus ini sudah berjalan sangat baik dibanding
sebelum diadakan penelitian tindakan kelas. Hal ini dapat dilihat dari 28 siswa
yang mendapat nilai diatas KKM yakni 21 siswa atau 75% dan yang belum mencapai
KKM hanya 7 siswa atau 25%. Hal ini ditunjang dengan proses pembelajaran yang
berbeda dengan sebelumnya, dimana peneliti dalam penjelasan materi dengan
menerapkan metode demonstrasi dan media gambar sehingga menarik siswa untuk
belajar.
Dari hasil pengamatan, dalam pembelajaran pada siklus I
ini penerapan metode demontrasi dan media gambar belum dilaksanakan secara
maksimal sehingga hasil belajar siswa belum sesuai harapan. Dan penulis
mengadakan pembelajaran pada siklus II.
3.
Siklus
II
Pada siklus ini telah dianggap tuntas, dari 28 siswa
hanya 2 siswa atau 7% yang tidak sesuai KKM. Hal ini terlihat dengan adanya
peningkatan hasil belajar siswa yakni pada pra siklus nilai rata – rata
mencapat 56,60 dan pada siklu I nilai rata-rata mencapai 69,28. Dan selanjutnya
pada siklus II meningkat menjadi 78,75. Dengan demikian langkah-langkah yang
dilakukan peneliti dalam pra siklus, siklus I dan Siklus II menunjukkan hasil
yang sesuai dengan apa yang diharapkan dalam upanya peningkatan hasil belajar
siswa mata pelajaran matematika pada materi membuat jaring-jaring bangun ruang
melalui metode demonstrasi dan media gambar siswa SDN Pagiyanten 03 kelas V
semester II kecamatan Adiwerna kabupaten Tegal tahun pelajaran 2014/2015.
V. SIMPULAN
DAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan
Dari hasil yang telah dilakukan oleh peneliti maka,
dengan menggunakan metode demonstrasi dan media gambar pada pelajaran
matematika pada materi membuat
jaring-jaring bangun ruang siswa kelas V SDN Pagiyanten 03 kecamatan Adiwerna
kabupaten Tegal tahun pelajaran 2014/2015, maka:
1.
Siswa
lebih aktif dalam poses pembelajaran matematika.
2.
Materi
yang disampaikan dapat diterima siswa dengan baik.
3.
Nilai
siswa dari Pra siklus ke siklu I dan siklus II mengalami peningkatan yang
signifikan.
4.
Dapat
meningkatkan prestasi siswa.
Berdasarkan hasil analisis dan pengelolaan data dapat disimpulkan bahwa
kegiatan perbaikan pembelajaran pada pelajaran matematika dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa, hal ini bisa tercapai karena keinginan guru untuk
berusaha memperbaiki pembelajaran pada siswa. Maka langkah-langkah yang
dilakukan peneliti antara lain memilih metode demonstrasi dan media gambar
sehingga siswa dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran serta dapat meningkatkan pemahaman siswa.
B. Tindak
Lanjut
Adapun
saran tindak lanjut yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1.
Bagi
siswa
a.
Agar
dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hendaknya siswa selalu aktif dalam
mengikuti pembelajaran.
b.
Siswa
hendaknya perlu dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, serta
dapat menerapkan ide-idenya.
2.
Bagi
guru
a.
Guru
hendaknya dapat memfasilitasi hasil belajar siswa dan dapat memberikan
informasi yang aktual bagi siwanya supaya bisa meningkatkan hasil belajar
siswa.
b.
Guru
hendaknya waktu mengajar menggunakan metode dan media yang tepat sesuai dengan
materi pelajaran dan menarik bagi siswa.
3.
Bagi kepala sekolah
a.
Kepala
sekolah hendaknya secara berkala memantau pelaksanaan dan perkembangan yang
dicapai (kinerja) guru pada sekolahnya.
b.
Kepala
sekolah hendaknya meningkatkan kemampuannya untuk mampu membimbing guru
sehingga lebih bergairah dan memiliki motivasi dan komitmen tinggi dalam
melaksanakan tugasnya.
c.
Sekolah
hendaknya memiliki sarana dan prasarana yang lengkap yang dibutuhkan guru dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Anitah W, Sri, dkk. (2009). Strategi
Pembelajaran Di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Drs.Nurcholis, M.Pd. (2007). Kemampuan
Dasar Mengajar. Tegal: Universitas Pancasakti Tegal
Karso, dkk. (2009). Pendidikan
Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka
Marisa, dkk. (2012). Komputer dan
Media Pembelajaran. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka
Muhsetyo, Gatot, dkk. (2012). Pembelajaran
Matematika SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka
Prihantoro,Sony. (2009). Jaring-Jaring
Bangun Ruang. diunduh 15 Maret 2015 jam 14.00 dari http://Sony Prihartono. file. wordpress.
com/2009/01/ membuat -jaring.pdf
Sapriati, Amalia, dkk. (2009). Pembelajaran
IPA Di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Sardjiyo, Didih Sugandi, Ischak. (2009). Pendidikan IPS Di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Soenarjo, RJ. (2008). Matematika 5.
Jakarta: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional
Sumanto, Y.D, Heny Kusumawati, Nur Askin. (2008). Gemar Matematika 5. Jakarta: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan
Nasional
Supardi, Suhardjono. (2012). Strategi
Menyusun Penelitian Tindakan Kelas.
Yogyakarta: Percetakan Andi Offset
Taufiq, Agus, Hera L.Mikarsa, Puji L.Prianto. (2012). Pendidikan Anak Di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka
Thok, Tugino. (2012). Jaring-jaring
Bangun Ruang. diunduh 15 Maret 2015 jam 14.00 dari http://mastugino. Blog spot.
com/2012/12/jaring-jaring-bangun-ruang. html
Semoga Bermanfaat ,,,,,,,,,,,,
Baca Juga










Post a Comment
Post a Comment