PEMBELAJARAN PAIKEM
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama
teknologi informasi, menyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas.
Hal ini berdampak langsung pada berbagai bidang kehidupan, tanpa kecuali bidang
pendidikan. Lembaga pendidikan sebagai bagian dari sistem kehidupan telah
berupaya mengembangkan struktur kurikulum, sistem pendidikan, dan metode
pembelajaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan sumber daya manusia
yang berkualitas (Sudjatmiko,2003). Untuk menghadapi perubahan tersebut dibutuhkan
pendidikan yang meberikan kecakapan hidup (life skill), yaitu memberikan
keterampilan dan keahlian dengan kompetensi tinggi. Dengan dimilikinya life
skill diharapkan nantinya peserta didik dapat betahan dalam suasana yang selalu
akan berubah dan berkembang.
Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan
perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan
semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga
masyarakat. Berdasarkan hasil observasi dapat ditengarai bahwa aspek
proses dan hasil pembelajaran merupakan salah satu penyebab perlunya
ditingkatkan mutu pendidikan. Kualitas proses dan hasil belajar mengajar yang
rendah menunjukkan bahwa interaksi antara siswa dengan sumber belajar seperti
dengan guru dan lingkungan, tidak berjalan efektif sehingga hasil belajar yang
dicapai tidak optimal (Purwanti, 2004). Oleh karena itu dalam proses
pembelajaran diupayakan agar lingkungan belajar dapat mendukung berlangsungnya
pembelajaran efektif dan berpusat pada siswa.
Dalam rangka mewujudkan potensi diri menjadi multiple
kompetensi harus melewati proses pendidikan yang diimplementasikan dalam proses
pembelajaran. Berlangsungnya proses pembelajaran tidak terlepas dengan
lingkungan sekitar. Sesungguhnya pembelajaran tidak terbatas pada tempat
dinding kelas. Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan dalam artian bahwa
potensi dan karakteristik wilayah/daerah akan digali dan dimanfaatkan oleh
siswa sebagai darana pembelajaran, dan selanjutnya akan menghapus kejenuhan dan
menciptakan peserta didik untuk berkreasi berfikir.
Berdasarkan teori belajar, melalui pendekatan
lingkungan sekitar, pembelajaran menjadi bermakna. Sikap verbalisme siswa
terhadap penguasaan konsep dapat diminimalkan dan pemahaman siswa akan membekas
dalam ingatannya. Dari proses pendidikan dan pembelajaran akhirnya akan
bermuara pada lingkungan. Manfaat keberhasilan pembelajaran akan terasa
manakala apa yang diperoleh dari pembelajaran dapat diaplikasikan dan
diimplementasikan dalam realitas kehidupan. Inilah salah satu sisi positif yang
melatarbelakangi pembelajaran dengan pendekatan lingkungan. Model pembelajaran
dengan pendekatan lingkungan, bukan merupakan pendekatan pembelajaran yang
baru, melainkan sudah dikenal dan populer, hanya saja sering terlupakan. Adapun
yang dimaksud dengan pendekatan lingkungan adalah suatu strategi pembelajaran
yang memanfaatkan lingkungan dimana telah diketahui potensi dari suatu
wilayah/daerah untuk dikembangkan sebagai sasaran belajar, sumber belajar, dan
sarana belajar. Hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah yang
ada pada lingkungan dan untuk menanamkan sikap pada diri anak didik tersebut
(Karli dan Yuliaritiningsih, 2002).
Model dan metode mengajar adalah suatu pengetahuan
tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru agar materi pelajaran
dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik. Metode mengajar
yang digunakan hendaknya metode yang dapat memotivasi siswa agar mampu
menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi ataupun
untuk tujuan agar siswa mampu berfikir dan mengemukakan pendapatnya sendiri
dalam menghadapi masalah.
Model dan motode yang dikembangkan tidak terlepas
dari kurikulum nasional yang berlaku dalam hal ini adalah Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam prinsip-prinsip pengembangan kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP) bahwa pendidikan yang diselenggarakan harus (1)
berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik
dan lingkunganya (2) beragam dan terpadu (3) tanggap terhadap perkembangan
iptek dan seni (4) relefan dengan kebutuhan pendidikan (5) menyeluruh dan
berkesenambungan (6) belajar sepanjang hayat (7) seimbang antara kepentingan
nasional dan kepentingan daerah (BSNP 2006).
Berdasarkan tujuh prinsip pengembangan KTSP di atas
maka pendidikan yang diselenggarakan dan dikembangkan dengan memperhatikan
kepentingan daerah untuk membangun yang di sesuikan dengan potensi, kebutuhan,
tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah
memerlukan pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman
kehidupan sehari-hari, dimana pengembangan kurikulumnya (perangkat
pembelajaran) dilakukan dengan melibatkan memangku kepentingan atau (stacheholders) untuk
menjamin relefansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya
kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu
pengembangan pribadi, ketrampilan berfikir, ketrampilan sosial, ketrampolan
akademik, dan ketrampilan vokasional perlu di tingkatkan.
Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan (PAIKEM), adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan
peserta didik melakukan kegiatan (proses belajar) yang beragam untuk
mengembangkan ketrampilan, sikap, dan pemahaman berbagai sumber dan alat bantu
belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik,
menyenangkan, dan efektif.
PP No. 19 tahun 2005 Bab IV Pasal 19 ayat 1
menyatakan bahwa ”Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpatisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, keatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.” Hal tersebut merupakan
dasar bahwa guru perlu menyelenggarakan pembelajaan yang aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan (PAKEM).
Dari uraian singkat tentang Pembelajaran Aktif,
Kreatif dan Menyenangkan (PAKEM), dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan
pendidikan harus diwujudkan di kelas karena dasar hukumnya sudah jelas yaitu
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Permasalahannya
adalah bagaimana kreatifitas dan inovasi guru dalam menciptakan suasana kelas
agar siswa belajar, yang pada dasarnya belajar adalah memproduksi gagasan atau
membangun makna baru dari pengetahuan awal yang sudah dimiliki siswa. Siswa
sebagai subjek belajar tidak mengkonsumsi gagasan tetapi memproduksi gagasan
dalam proses pembelajaran yang difasilitasi oleh guru. Guru sebagai fasilitator
hendaknya dapat memfasilitasi terwujudnya pembelajaran yang aktif, inovatif,
kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM).
Dengan adanya latar belakang di atas, maka perlu
sebuah pembahasan secara mendalam dengan mengembangkan perangkat pembelajaran
yang bercirikan model pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif
dan menyenangkan (PAIKEM). dalam mengatasi permasalahan pembelajaran
biologi yang terjadi di sekolah-sekolah pada umumya.
2.
Rumusan Masalah
1.
Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah yang
diajukan dalam makalah ini adalah
2.
Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran PAIKEM?
3.
Bagaimanakah pemahaman proses belajar mengajar dengan
memakai model pembelajaran PAIKEM?
4.
Bagaimana amplikasi model pembelajaran
PAIKEM dalam proses belajar mengajar?
3.
Tujuan Masalah
1.
Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran PAIKEM
2.
Untuk mengetahui pemahaman proes belajar mengajar dengan
meakai model pembelajaran PAIKEM
3.
Untuk mengetahui amplikasi model pembelajaran PAIKEM
dalam proses belajar mengajar
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Teori Pembelajaran PAIKEM
Pengertian
Pembelajaran PAIKEM
PAIKEM adalah
singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Pembelajaran inovatif bisa
mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan.
Learning is fun
merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah
menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas.
Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara
diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya
kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang ada
yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau
mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan
kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan
fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental,
diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.
Kreatif dimaksudkan
agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai
tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang
menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar
sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi.
Menurut hasil
penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil
belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran
tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa
setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah
tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan
menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya
seperti bermain biasa.
Secara garis besar,
PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut:
1.
Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2.
Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara
dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber
belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi
siswa.
3.
Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan
belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
4.
Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan
interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
5.
Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri
dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam
siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang
terjadi selama KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan
kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut
adalah tabel beberapa contoh kegiatan KBM dan kemampuan guru yang besesuaian.
2. Pemahaman Proses Model Pembelajaran PAIKEM
Aktif, inovatif,
kreatif, efektif dan menyenangkan merupakan merupakan salah satu model
pembelajaran yang ideal. Dengan metode Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM), siswa dapat mendapatkan ide-ide sendiri
dalam pembelajaran berlangsung dengan pendekatan lingkungan sekitar. Begitu
pula guru dengan berbagai ide segar dan menarik yang dilengkapi dengan contoh
praktis untuk diterapkan dalam pembelajaran. Pemahaman mengenai PAIKEM ini
diharapkan dapat membantu guru memfasilitasi pembelajaran siswa dengan lebih
bermakna.
Meskipun yang
diharapkan pertama dan utama adalah keaktifan dan kekreatifitasan peserta
didik, namun sebenarnya guru pun dituntut untuk aktif dan kreatif. Agar
pembelajaran model ini dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, sudah
tentu guru harus merancang pembelajaran dengan baik, melaksanakannya, dan
akhirnya menilai hasilnya.
Student centered
mengandung pengertian pembelajaran menerapkan strategi pedagogi
mengorientasikan siswa/mahasiswa kepada situasi yang bermakna, kontekstual,
dunia nyata dan menyediakan sumber belajar, bimbingan, petunjuk bagi pebelajar
ketika meraka mengembangkan pengetahuan tentang materi pelajaran yang
dipelajarinya sekaligus keterampilan memecahkan masalah. Paradigma yang
menempatkan guru/dosen sebagai pusat pembelajaran (teaching) dan siswa sebagai
objek, seharusnya diubah dengan menempatkan siswa sebagai subjek yang belajar
secara aktif membangun pemahamannya (Learning) dengan jalan merangkai
pengalaman yang telah dimiliki dengan pengalaman baru yang dijumpai.
Pengalaman nyata dari
lingkungan sekitar menunjukkan bahwa minat dan prestasi siswa dalam bidang
sains meningkat secara drastis pada saat: mereka dibantu untuk membangun
keterkaitan antara informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman (pengetahuan
lain) yang telah mereka miliki atau mereka kuasai.
Pembelajaran hendaknya
dimulai dari masalah-masalah aktual, otentik, relevan dan bermakna bagi siswa.
Pembelajaran yang berbasis subjek seringkali tidak relevan dan tidak bermakna
bagi siswa sehingga tidak menarik perhatian siswa. Pembelajaran yang dibangun
berdasarkan subjek seringkali terlepas dari kejadian aktual di masyarakat.
Akibatnya siswa/mahasiswa tidak dapat menerapkan konsep/teori yang
dipelajarinya di dalam kehidupan nyata sehari-hari. Dengan pembelajaran yang
dimulai dari masalah maka siswa/mahasiswa belajar suatu konsep atau teori dan
prinsip sekaligus memecahkan masalah. Dengan demikian sekurang-kurangnya ada
dua hasil belajar yang dicapai, yaitu jawaban terhadap masalah (Produk) dan
cara memecahkan masalah (proses).
Kemampuan tentang
pemecahan masalah lebih dari sekedar akumulasi pengetahuan dan hukum/teori,
tetapi merupakan perkembangan kemampuan fleksibilitas, strategi kognitif yang
membantu mereka menganalisis situasi tak terduga dan mampu menghasilkan solusi
yang bermakna.
Sesuai dengan huruf
yang menyusun namanya, pembelajaran PAKEM adalah salah satu contoh pembelajaran
inovatif yang memiliki karakteristik aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
1.
Aktif
pengembang
pembelajaran ini beranggapan bahwa belajar merupakan proses aktif merangkai
pengalaman untuk memperoleh pemahaman baru. Siswa aktif terlibat di dalam
proses belajar mengkonstruksi sendiri pemahamannya. Teori belajar
konstruktivisme merupakan titik berangkat pembelajaran ini. Atas dasar itu
pembelajaran ini secara sengaja dirancang agar mengaktifkan anak.
Di dalam
implementasinya, seorang guru harus merancang dan melaksanakan
kegiatan-kegiatan atau strategi-strategi yang memotivasi siswa berperan secara
aktif di dalam proses pembelajaran. Mengapa pembelajaran harus mengaktifkan
siswa? Hasil penelitian menunjukkan bahwa kita belajar 10% dari yang kita baca,
20% dari yang kita dengar, 30% dari yang kita lihat, 50% dari yang kita lihat
dan dengar, 70% dari yang kita ucapkan, dan 90% dari yang kita ucapkan dan
kerjakan serta 95% dari apa yang kita ajarkan kepada orang lain (Dryden &
Voss, 2000). Artinya belajar paling efektif jika dilakukan secara aktif oleh
individu tersebut.
2.
Inovativ
Pembelajaran PAIKEM
bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun
merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah
menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas.
Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara
diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya
kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang ada
yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau
mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan
kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan
fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental,
diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.
3.
Atif
pembelajaran PAKEM
juga dirancang untuk mampu mengembangkan kreativitas. Pembela haruslah
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, inisiatif, dan kreativitas serta
kemandirian siswa sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologisnya. Kemandirian dan kemampuan pemecahan masalah merupakan tujuan
yang ingin dicapai oleh semua bentuk pembelajaran. Dengan dua bekal itu setiap
orang akan mampu belajar sepanjang hidupnya. Ciri seorang pebelajar yang
mandiri adalah: (a) mampu secara cermat mendiagnosis situasi pembelajaran
tertentu yang sedang dihadapinya; (b) mampu memilih strategi belajar tertentu
untuk menyelesaikan masalah belajarnya; (c) memonitor keefektivan strategi
tersebut; dan (d) termotivasi untuk terlibat dalam situasi belajar tersebut
sampai masalahnya terselesaikan.
4.
Ktif
Menyiratkan bahwa
pembelajaran harus dilakukan sedemikian rupa untuk mencapai semua hasil belajar
yang telah dirumuskan. Karena hasil belajar itu beragam, karkteristik efektif
dari pembelajaran ini mengacu kepada penggunaan berbagai strategi yang relevan
dengan hasil belajarnya. Banyak orang beranggapan bahwa berbagai strategi
pembelajaran inovatif termasuk PAKEM seringkali tidak efisien (memakan waktu)
lebih lama dibandingka dengan pembelajaran tradisional/konvensional. Hal
tersebut tentu amat mudah dipahami, dalam pembelajaran PAKEM banyak hasil
belajar yang dicapai sehingga memerlukan waktu yang lama, sementara pada
pembelajaran tradisional hasil belajar yang dicapai hanya pada tataran kognitif
saja.
5.
Yenangkan
Pembelajaran yang
dilaksanakan haruslah dilakukan dengan tetap memperhatikan suasana belajar yang
menyenangkan. Mengapa pembelajaran harus menyenangkan? Dryden dan Voss (2000)
mengatakan bahwa belajar akan efektif jika suasana pembelajarannya
menyenangkan. Seseorang yang secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya
memerlukan dukungan suasana dan fasilitas belajar yang maksimal. Suasana yang
menyenangkan dan tidak diikuti suasana tegang sangat baik untuk membangkitkan
motivasi untuk belajar. Anak-anak pada dasarnya belajar paling efektif pada
saat mereka sedang bermain atau melakukan sesuatu yang mengasyikkan. Menurut
penelitian, anak-anak menjadi berminat untuk belajar jika topik yang dibahas
sedapat mungkin dihubungkan dengan pengalaman mereka dan disesuaikan dengan
alam berpikir mereka. Yang dimaksudkan adalah bahwa pokok bahasannya dikaitkan
dengan pengalaman siswa sehari-hari dan disesuaikan dengan dunia mereka dan
bukan dunia guru sebagai orang dewasa. Apa lagi jika disesuaikan dengan
kebiasaan mereka dalam belajar. Ciri yang terakhir ini merupakan ciri
pembelajaran kontekstual. Dengan demikian pembelajaran PAKEM
sebenarnya juga pembelajaran kontekstual.
PAIKEM merupakan
pembelajaran yang tidak hanya terpaku menggunakan satu pendekatan saja, tetapi
dengan menggunakan berbagai pendekatan dan model. PAIKEM diperlihatkan dengan
berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada saat yang sama, gambaran
tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan
keadaan tersebut.
3. Aplikasi Model PAIKEM dalam proses belajar mengajar
1.
Penerapan PAIKEM dalam Proses Pembelajaran
Konsep-konsep sains dan lingkungan sekitar
siswa dapat dengan mudah dikuasai siswa melalui pengamatan pada situasi yang
konkret. Dampak positif dari diterapkannya model PAIKEM yaitu siswa dapat
terpacu sikap rasa keingintahuannya tentang sesuatu yang ada di lingkungannya.
Seandainya kita renungi empat pilar pendidikan yakni learning to know (belajar
untuk mengetahui), learning to be (belajar untuk menjadi jati dirinya),
learning to do (Belajar untuk mengerjakan sesuatu) dan learning to life
together (belajar untuk bekerja sama) dapat dilaksanakan melalui pembelajaran
dengan pendekatan lingkungan yang dikemas sedemikian rupa oleh guru, agar
supaya pembelajaran tersebut dapat terlaksaana sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
Dari empat pilar pendidikan dan kelima
komponen prinsip PAIKEM (Mengalami, Pembaruan, Berinteraksi, Komunikasi,
Berekspresi, dan Melakukan Refleksi), komponen ’Mengalami’, ’Pembaruan’, dan
’Berkspresi’ berkaitan dengan bagaimana guru mengolah bahan/materi pelajaran.
Artinya, bagaimana guru mengolah materi pelajaran sehingga siswa mengalami dan
mengekspresikan gagasannya. Untuk komponen interaksi, komunikasi dan refleksi
berkaitan dengan bagaimana guru mengelola kelas. Artinya, bagaimana siswa harus
dikelola (kerja kelompok, berpasangan, ataukah individual) agar mereka
berinteraksi satu sama lain untuk mengembangkan kemampuan bekerjasama dan pada
saat yang sama berkembang pula kemampuan individualnya.
Cara mengolah materi
sehingga tercipta komponen ’mengalami’ dan ’ekspresi’ untuk tiap-tiap mata pelajaran
akan berbeda satu sama lain sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang
bersangkutan. Misalnya, dalam IPA dikenal rumus POE: Predict (prediksi),
Observe (amati), Explain (jelaskan). Suatu cara mengolah materi IPA di mana
guru merumuskan pertanyaan untuk siswa sehingga siswa melakukan prediksi (atas
jawbaan pertanyaan tersebut), melakukan pengamatan/percobaan untuk menjawab
pertanyaan tersebut, kemudian menjelaskan hasil pengamatan/percobaan terkait
dengan prediksi yang mereka buat sebelumnya. Nuansa materi PAIKEM dalam
pembelajaran matematika, diolah sedemikian rupa sehingga siswa diarahkan untuk
melakukan Penyelidikan, Penemuan, dan/atau Pemecahan Masalah
2.
Pembelajaran
IPA
Menurut Depdiknas (2006), Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan. Pendidikan IPA (sains) diharapkan dapat menjadi wahana
bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta
prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan
sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk inkuiri dan berbuat
sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam atau lingkungan sekitar.
Beberapa ilmuwan memberikan definisi sains
sesuai dengan pengamatan dan pemahamannya. Carin (1993:3) mendefinisikan
science sebagai The activity of questioning and exploring the universe and
finding and expressing it’s hidden order, yaitu “ Suatu kegiatan berupa
pertanyaan dan penyelidikan alam semesta dan penemuan dan pengungkapan
serangkaian rahasia alam.” Sains mengandung makna pengajuan pertanyaan,
pencarian jawaban, pemahaman jawaban, penyempurnaan jawaban baik tentang gejala
maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistematis
(Depdiknas,2002a: 1). Belajar sains tidak sekedar belajar informasi sains
tentang fakta, konsep, prinsip, hukum dalam wujud ‘pengetahuan deklaratif’,
akan tetapi belajar sains juga belajar tentang cara memperoleh informasi sains,
cara sains dan teknologi bekerja dalam bentuk pengetahuan prosedural, termasuk
kebiasaan bekerja ilmiah dengan metode ilmiah dan sikap ilmiah.
Berdasar pada definisi yang telah
dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa sains selain sebagai produk
juga sebagai proses tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pernyataan di atas
selaras dengan pendapat Carin (1993:3) yang menyatakan bahwa sains sebagai
produk atau isi mencakup fakta, konsep, prinsip, hukum-hukum dan teori sains.
Fakta merupakan kegiatan-kegiatan empiris di dalam sains dan konsep, prinsip,
hukum-hukum, teori merupakan kegiatan-kegiatan analisis di dalam sains. Sebagai
proses sains dipandang sebagai kerja atau sesuatu yang harus dilakukan dan
diteliti yang dikenal dengan proses ilmiah atau metode ilmiah, melalui
keterampilan menemukan antara lain, mengamati, mengklasifikasi, mengukur,
menggunakan keterampilan spesial, mengkomunikasikan, memprediksi, menduga,
mendefinisikan secara operasional, merumuskan hipotesis, menginterprestasikan
data, mengontrol variabel, melakukan eksperimen. Sebagai sikap sains dipandang
sebagai sikap ilmiah yang mencakup rasa ingin tahu, berusaha untuk membuktikan
menjadi skeptis, menerima perbedaan, bersikap kooperatif, menerima kegagalan
sebagai suatu hal yang positif.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pada hakekatnya sains terdiri atas tiga komponen, yaitu produk, proses, dan
sikap ilmiah. Jadi tidak hanya terdiri atas kumpulan pengetahuan atau fakta
yang dihafal, namun juga merupakan kegiatan atau proses aktif menggunakan
pikiran dalam mempelajari rahasia gejala alam.
IPA (sains) diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah
yang dapat diidentifikasikan. Penerapan sains perlu dilakukan secara bijaksana
untuk menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan. Di tingkat SMP/MTs
diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingkemas (Sains, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat) secara terpadu yang diarahkan pada pengalaman
belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA
dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.
Mata pelajaran IPA di SMP/MTs bertujuan
agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1.
ingkatkan
keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan,
keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya
2.
Mengembangkan
pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
3.
Mengembangkan
rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang
saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat
4.
Melakukan
inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak
ilmiah serta berkomunikasi
5.
Meningkatkan
kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan
lingkungan serta sumber daya alam
6.
Meningkatkan
kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu
ciptaan Tuhan
7.
Meningkatkan
pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang selanjutnya.
Dengan demikian proses pembelajaran IPA
harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin. Proses pembelajaran yang baik sudah
ditegaskan oleh BSNP (2007) yang menyatakan bahwa proses pembelajaran pada
satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Selain itu, dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan.
Setiap satuan pendidikan melakukan
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian
hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya
proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Dalam hal ini guru tertantang dan
harus mampu untuk dapat memberlangsungkan Pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif sekaligus Menyenangkan (PAIKEM).
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan
di atas maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1.
belajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan (PAIKEM), adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan
peserta didik melakukan kegiatan (proses belajar) yang beragam untuk
mengembangkan ketrampilan, sikap, dan pemahaman berbagai sumber dan alat bantu
belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik,
menyenangkan, dan efektif.
2.
Aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan
merupakan merupakan salah satu model pembelajaran yang ideal. Dengan
metode Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan
(PAIKEM), siswa dapat mendapatkan ide-ide sendiri dalam pembelajaran
berlangsung dengan pendekatan lingkungan sekitar
3.
Dampak positif dari diterapkannya model PAIKEM yaitu
siswa dapat terpacu sikap rasa keingintahuannya tentang sesuatu yang ada di
lingkungannya. Seandainya kita renungi empat pilar pendidikan yakni learning to
know (belajar untuk mengetahui), learning to be (belajar untuk menjadi jati
dirinya), learning to do (Belajar untuk mengerjakan sesuatu) dan learning to
life together (belajar untuk bekerja sama) dapat dilaksanakan melalui
pembelajaran dengan pendekatan lingkungan yang dikemas sedemikian rupa oleh
guru, agar supaya pembelajaran tersebut dapat terlaksaana sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
2.
Saran
Dari hasil pemikiran
di atas maka dapat disarankan bahwa dalam rangka memberdayakan kemampuan
bernalar siswa, para guru dapat mempertimbangkan untuk menerapkan model PAIKEM
dan memvariasinya dalam pelaksanaannya sesuai kebutuhan.
TERIMA KASIH .............................
Sumber : http://abdundari.blogspot.com
Baca Juga











Post a Comment
Post a Comment